Jumat, 05 Juli 2013

Pengenalan Tata Cahaya bagi Pemula



Memahami Tata Cahaya dalam Seni Pertunjukan

Oleh : Din Saaduddin

Mengetahui dan memiliki perspektif dalam memahami mengenai penataan cahaya untuk sebuah pertunjukan perlu dilakukan. Hal ini dilakukan agar terdapat kerangka yang sama dalam memahami dunia yang satu ini. Sering kita para pelaku seni terlibat pada berbagai kegiatan seni yang membutuhkan bantuan tambahan pencahayaan sebagai kelengkapan sebuah pertunjukan. Bahkan tidak jarang “kepenataan cahaya” begitu mendapat tempat, sehingga memiliki nilai tambah tersendiri bagi mereka yang menekuninya. Namun, elemen yang satu ini jarang diketahui sebagai sebuah disiplin ilmu, dan seringkali disamakan dengan “tukang” dan bukan sebagai seorang desainer ataupun sebagai perancang yang berdiri otonom di sebuah produksi (pertunjukan).
Menata lampu pertunjukan merupakan sebuah profesi kerja yang baru dikenal, tapi keahlian ini sudah lama ada di dalam pertunjukan-pertunjukan di zaman Yunani. Perlu diketahui, bahwa pada zaman ini dalam pencahayaan tersebut menggunakan cahaya pertunjukan yang paling terbaik di dunia ini-yakni cahaya matahari dengan cara menangkap cahaya yang dikeluarkan oleh matahari pada waktu pagi hari ataupun pada sore hari. Tapi tidak banyak cahaya yang dapat dikontrol untuk diarahkan menuju panggung. Hal ini disebabkan pada zaman tersebut penggunaan cahaya hanya menggunakan cermin perunggu.
Bila kita menarik masa yang lebih jauh ke belakang, maka di zaman ketika manusia menetap di gua-gua sebagai tempat tinggal, dan manusia mulai melakukan kegiatan pengisi waktu di malam hari dengan berkumpul di depan sebuah perapian dengan menceritakan kisah-kisah perburuan, hal ini merupakan langkah awal dalam memahami bagaimana pencahayaan telah dimulai diterapkan dalam aktifitas keharian manusia-manusia gua tersebut. Manusia-manusia gua dengan bercerita mengenai aktifitas perburuan  kemudian menggunakan cahaya dari api perkemahan mereka  yang kemudian difungsikan sebagai penarangan kepada sesoarang (narrator) yang bercerita tersebut sebagai bagian dari penampilan mereka, hal inilah yang dapat dikatakan sebagai proses imitasi dari kehidupan yang kemudian terus berkembang sesuai dengan fungsi pada kehidupan manusia selanjutnya. Secara tehnik, pada kehidupan manusia gua, si tukang cerita berusaha untuk berdiri menutupi sumber cahaya dengan menempatkan posisi dirinya diantara para penonton, tehnik dan langkah awal yang manusia gua lakukan tersebut, tentu jauh dari sebuah kerja ideal pencahayaan hari ini yang begitu didukung dengan berbagai peralatan lampu yang begitu modern, yakni adanya sebuah disain pencahayaan.
Istilah Tata Cahaya dapat juga disebut dengan tata lampu panggung, namun untuk hal ini, pemahaman tersebut mengandung pengertian yang sangat luas sekali. Dengan teknologi yang semakin berkembang di dalam tata lampu panggung, maka setiap panggung, setiap instrument yang ada memberikan corak dan warna yang berbeda di dalam penataan dan memfungsikan berbagai instrument tersebut. Namun, secara prinsip Tata Cahaya mengandung prinsip yang saya kira memiliki kesamaan. Yakni komposisi. Menata cahaya  ibarat melukis sebuah kanvas lukisan.  Yang perlu dilakukan secara terus menerus hingga menghasilkan gaya tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan si penata.
Seorang penata cahaya memiliki kedudukan yang begitu penting di dalam tim artistik di sebuah pertunjukan. Ia memiliki hubungan dengan unsure artistik lainnya seperti; penata set/scenery, penata kostum/wardrobe dll. Seorang penata cahaya juga mutlak mendiskusikan konsep dari disain pencahayaan dengan memperhatikan elemen kostum dan set (scenery) yang dibuat.
Kepenataan cahaya adalah salah satu point terpenting di dalam produksi kesenian (dalam hal ini produksi teater). Dengan unsur pencahayaan, maka sebuah pertunjukan dapat dibuat suasana secara konstan/ datar atau bahkan dapat juga membuat perubahan pada keseluruhan pertunjukan, seperti membuat stimulasi estetis tertentu pada bagian yang memiliki penekanan dramatik, Pada aspek yang  lebih esensial, dengan pencahayaan, maka ini dapat merubah setiap momen-momen tertentu di dalam pertunjukan. Dan ketika kita menangani kerja kepenataan cahaya ini dengan penuh totalitas dengan seluruh kemampuan yang kita miliki sebagai seorang penata cahaya, maka ketahuilah hal itu akan membuat pertunjukan memiliki daya tarik kehidupan hidup yang penuh energy dan semangat. Perlu diketahui, di dalam pencahayaan cahaya, bukan tergantung dengan banyaknya alat dan canggihnya instrument serta jenis lampu yang kita miliki. Tetapi tergantung dengan bagaimana kita melakukan penataan cahaya tersebut.
Penataan cahaya tersebut dapat dilakukan hanya dengan satu lampu, dua lampu, atau bila perlu mungkin dengan beberapa ratus spotlight, floodlight ataupun moving light yang ditempatkan  di pipa batern tiang penyangga ataupun panggung, tetapi bila penggunanya belum mengetahui prinsip dalam pencahayaan (baik panggung maupun non panggung) maka segala peralatan yang banyak tersebut akan mubazir saja. Untuk prinsip dalam pencahayaan tersebut akan diulas dalam artikel selanjutnya. Salam kreatifitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar